" /> FILOSOFI WARTEG #1 | Mr.Nobody Notes

Pages

Minggu, 27 Desember 2015

FILOSOFI WARTEG #1

Yap sebelumnya pasti pernah mendengar filosofi kopi bukan dalam sebuah film yang belum lama ini masuk layar lebar.
Kali ini saya akan membahas sebuah filosofi yang bisa kita temui disebuah warung makan, hal kecil yang bisa kita perhatikan ketika mampir di sebuah warung tegal atau sering kita sebut warteg.berhubung penulis hobi makan di tempat satu ini karena harganya yang sangat terjangkau,menu bervariasi dan tentu porsi yang besar oleh karena itu sering terbersit di fikiran bermacam aktivitas yang terjadi disini acapkali saya sambungkan dengan fenomena kehidupan yang kebetulan mirip atau mungkin dipaksakan mirip :D
langsung saja check it out!

#Baca Karakter dari urutan makan kerupuk : terlihat sepele melihat barisan sebuah kerupuk yang masih tersegel dalam sebuah plastik memanjang, jika kita perhatikan mendetail akan terlihat bentuk dan ukurannya yang tak sama rata,nah sekali kali cobalah makan bersama teman anda dan perhatikan saat ia meraih satu per satu kerupuk tersebut ada yang janggal kah atau semua terlihat sewajarnya saja. sebab saya sering perhatikan ada saja tingkah orang mengeluarkan satu kerupuk dari kantongnya lalu mengambil lagi kerupuk lain dengan kondisi yang ia ambil lebih dulu masih utuh,keheranan saya berlanjut ketika sang pencabik kerupuk memasukan kembali yg pertama diambil kedalam kantong nya,hmmmm selidik punya selidik ternyata urutan pertama lebih kecil daripada kerupuk urutan kedua -_-' . fenomena ini coba saya kaitkan dengan kehidupan nyata tentang orang yang bersikap "qona'ah" dann "tamak"  dapat dilihat dari cara tersebut bukan,dimana orang yang qonaah akan mengambil kerupuk mana saja sesuai dengan urutannya, dan orang yang tamak tidak mau menerima urutan kerupuknya selalu mau yang lebih lebar/besar dari yang ada di dalam kantong plastik tersebut kemudian mengambalikan lagi kerupuk yang ukurannya imut2 :p
sekali lagi jangan dianggap serius,hanya lintasan liar difikiran penulis saja, HIKMAHnya hiduplah saja "wis nrimo bae" sesuai alur yang sudah ditentukanNya adakalanya kita harus makan kerupuk yang keras bantat kecil bahkan melempem ada juga saat dimana kita akan dipertemukan dengan kerupuk yang mengembang sempurna besar dan gurih ketika digigit bernada "kres"! :)

Next Filosofi Warteg #2

0 komentar:

Posting Komentar

 
google-site-verification: google02eeea0f16f2fcdc.html