" /> 2011 | Mr.Nobody Notes

Pages

Senin, 14 Februari 2011

Anak Anak Pengukir sejarah dengan Darah


Setiap zaman ada sejarahnya. Dan setiap sejarah mencipta pahlawannya sendiri. Begitu pun peristiwa intifadhah di tanah Palestina. Tak terhitung jumlahnya mereka yang syahid. Dan setiap darah yang mengucur dari luka perih yang mengaga, seolah menjadi penyubur lahirnya generasi yang siap syahid berikutnya. Tak harus orang dewasa, bahkan semangat kepahlawanan anak-anak Palestina tumbuh lebih cepat.

Adalah Faris Audah, usianya saat itu baru berusia 11 tahun. Hari itu, tanpa ada perasaan takut sedikitpun ia melompat ke jalan dan bergerak maju menghadang tentara dan tank Zionis Israel seorang diri. Ya seorang diri, dan berdiri tepat di depan moncong tank Israel. Dengan berbekal keyakinan iman yang membuncah di dada, kalimat takbir 'Allahu Akbar!' ia lemparkan sekuat tenaga batu di tangan.

Memang lemparan batunya tidak mampu menggores sedikitpun tank Zionis Israel. Apalah arti tenaga seorang bocah seperti Faris. Batunya hancur berhadapan dengan pongahnya dinding tank. Tak berarti apa-apa. Tapi bukan itu pesan Faris. Pesannya yang hendak disampaikannya adalah "Hanya ada satu kata : Lawan!", Lawan segala kezaliman dan anak-anaknya yang lahir dari rahim zionis.

Komandan tentara Zionis Israel yang menyaksikan hal tersebut jengah. Ada ketakutan yang menyelinap. Bagaimana mungkin seorang anak yang biasanya asyik bermain dan cenderung abai dengan lingkungan, menjadi begitu beraninya berhadapan dan menantang senjata yang sewaktu-waktu dapat mencabut nyawanya.

Waktu seolah membisu. Komandan tersebut menjadi kalap. Dan malamnya Faris Audah dijemput paksa dari rumahnya, dari perlindungan orang tuanya. Faris Audah pun dieksekusi, ia pun gugur, syahid di jalan Allah dan telah menjadi korban kejahatan Zionis Israel. Pikiran picik mereka; membiarkan Faris tumbuh dewasa adalah memelihara bom waktu bagi Israel. Faris berpotensi menjadi sosok pejuang handal, seperti Imad Aqil, Yahya Ayyasy dan Mahmud Abu Hannud.

Ia memang gugur, namun sebagaimana janji Allah, sesungguhnya ia hidup di sisi Allah swt. "Dan janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki." (QS Ali Imran : 169)

Foto Faris kini tersebar ke penjuru dunia. Ia menjadi salah satu tonggak perlawanan jihad anak-anak Palestina. Faris tidak sendiri. 'Adik-adiknya' pun melakukan langkah-langkah yang sama. Seperti satu kisah nyata lainnya. Sang kakak (5 tahun) diajak berdemo melempar batu oleh adiknya (berumur 3 tahun).

Keberanian Faris Audah telah menjadi inspirasi bagi anak-anak dan remaja di Palestina dalam berjuang membebaskan tanah airnya, children of stone mereka harus tampil ke gelanggang perjuangan melawan penjajah Zionis Israel yang didukung Amerika Serikat (AS) karena orang tua mereka berada di penjara-penjara Zionis Israel, sementara pemimpin-pemimpin Arab dan dunia Islam diam "seribu bahasa" membisu sambil mengangkat jubahnya agar tak terpercik debu dan darah para syahid Palestina. Wallahualam bishawab. (KJ-04)
Sumber:
http://www.dsim.or.id/artikel-216-fa...-of-stone.html

Sabtu, 12 Februari 2011

PALESTINE, EMANG GUE PIKIRIN!!

Ngapain sih ngurusin Palestina?
Padahal negeri sendiri porak poranda!


Sobat, kamukah orang yang termasuk menyetujui model pemikiran kayak
gitu? Mudah-mudahan nggak ding. Tapi bila ya, berarti kamu kudu
waspada. Karena kamu udah jadi makhluk egois dan hilang sense of
crisis, terkena ide sempit nasionalis. Pokoknya kamu tuh memang sadis.

Jangan
marah dulu dibilang sadis, Itu mah belum seberapa. Nih, ada yang lebih
dahsyat lagi, seperti pendapat Hatake Kakashi dari Anime Naruto, "Seseorang yang tidak menaati
peraturan dibilang sampah". Tapi orang yang tidak peduli pada orang lain, lebih rendah dari sampah.
super sadis bukan??

Jadi, ngapain
ngurusin Palestina? Jawabnya sederhana. Soalnya di sana terjadi banyak
tontonan menakjubkan dan mempesona. Bayangin aja, ratusan Sniper dan
ribuan Rambo beraksi membantai anak-anak, wanita dan orang-orang tua.
F16 yang super canggih, heli tempur Apache, tank merkava yang lebih
serem dari meriamnya Belanda zaman dulu kala, dilawan dengan lemparan
kerikil dan do’a anak-anak kecil. Ah masa iya? Benar sobat, Palestina
sedang menderita. Dan biang bencananya tak lain zionis Israel.



Bayangkanlah
sobat, ketika rumah, sekolah, rumah sakit, tempat ibadah,
Semuanya diratakan dengan tanah. Lantas apa kabar dunia? Tetap diam
berjuta bahasa, silent tanpa getar apalagi suara. Duh, bener-bener
kasihan Palestina.


"Sobat, dalam dunia ini, banyak yang tiada mengerti. Hidup yang dijalani mesti
berbagi…” begitulah kata tim nasyid Snada. Karena sesungguhnya
bahagia itu ada di dalam hati. Saat kita berbagi, saat itulah
kebahagiaan itu bersemi. Nah, masihkah kita belum peduli? Masihkah kita
berdiam diri? Masihkah kita mementingkan diri sendiri dan asyik goyang
sampai pagi?


Ok, mungkin kamu masih minta alasan lain kenapa kita harus peduli? Baiklah mulai sekarang buka matahatimu
dan gunakan nuranimu.

Pertama, karena kita adalah manusia.
Bukankah
semua manusia mempunyai hak hidup? Bukankah manusia yang telah
diciptakan Tuhan dengan sempurna, mempunyai akal dan nurani, punya hak
azasi dan hidup damai, bebas menjalankan agama, dlsb? Jawab sendiri deh!
Tapi
sobat, di Palestina hak asasi warganya nyaris tiada. Nilai-nilai
kemanusiaan dilanggar habis. Banyak korban tak berdosa yang sudah tak
terhitung lagi jumlahnya akibat Genocida atau pembantaian massal.
Larangan beribadah, belum lagi pembunuhan, penangkapan, penggusuran,
teror, penyiksaan, isolasi, diskriminasi benar-benar tak berhenti
sampai pun hari ini.
Apa
kabar dunia? Enjoy aja! PBB? Sekedar mengecam, setelah itu biarkan
sajalah. Amerika? Ini memang sponsornya negeri serigala yang bernama
Israel.


Kedua, karena kita orang Indonesia.
Sobat
ketahuilah bahwa para founding fathers Indonesia telah
menjadikan Palestina bagian dari perjuangan bangsa Indonesia. Biarpun
jauh di mata, masalah Palestina tetap dekat di hati. Apa alasannya?
Karena hal ini berkaitan dengan dasar Negara, landasan idiil, landasan
konstitusional serta kondisi strategis Indonesia.


So, inget dong pelajaran Pancasila, PKN alias kewarganegaraan? Nah, dalam Pembukaan UUD 45 ada kalimat yang
berbunyi, “Penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kamanusiaan dan peri
keadilan.” Dan
salah satu tujuan nasional Negara RI adalah ikut serta dalam
melaksanakan ketertiban dunia, berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
Sampai
saat ini, Palestina adalah satu-satunya tempat di dunia dimana masih
terjadi penjajahan model kuno, alias penjajahan fisik bin kolonialisme
or imperialisme.

Ingat
sobat, penjajahan itu pahit. Penjajahan itu kejam. Kekayaan alam
dirampas, rakyat ditindas, tanam paksa, romusha, rodi, penyiksaan, de
el el. Jadi, kalau kamu masih juga ga peduli? Jangan-jangan kamu bukan
orang Indonesia. Ya udah, kelaut aja.



Ketiga, Karena kita berhutang budi pada Palestina.
Sejarah
menyatakan dengan jelas bahwa kemerdekaan Indonesia nggak lepas dari
dukungan bangsa Palestina. Di tengah situasi dalam negeri Palestina
yang berat dan genting akibat penjajahan, Palestina mengajarkan kita
apa arti “Ukhuwah” yang sesungguhnya. Tercatat tokoh-tokoh Palestina.
seperti Mufti Besar Palestina Amin Al Husaini, M. Ali Taher, Sami Taha
adalah orang-orang yang secara lantang mendukung tulus kemerdekaan RI,
berkorban harta untuk perjuangan bangsa kita serta menentang Agresi
Militer dan penjajahan Belanda.

Sami Taha, mengatakan begini :Belanda
yang dahulu pernah mengalami pahitnya pendudukan dan menjerit minta
tolong dibebaskan, sekarang menginjak-nginjak kemerdekaan suatu bangsa Ia juga menyebut agresi Militer Belanda lebih kejam dari Agresi Nazi dan Fasis di Eropa.


Keempat, Karena kita yang paling penting- Muslim
Seorang
muslim harus menjadi orang-orang yang peduli pada orang lain, paling
depan membela kebenaran, dan paling berani melakukan pengorbanan. Islam
mengajarkan bahwa seluruh bumi adalah tanah air kita. Nasionalisme
seorang muslim itu melintasi sekat-sekat geografis, ras dan bangsa.
Semua yang telah bersahadat adalah saudara kita, di manapun mereka.



Sesungguhnya setiap mumin adalah saudara(Qs. Al-Hujurat : 10)


Perumpamaan
orang-orang beriman adalah dalam hal berkasih sayang dan saling
mencintai adalah laksana satu tubuh, jika satu bagian merasa kesakitan,
maka bagian yang lain akan merasakan sakit pula (HR. Bukhori - Muslim)

Ok

sobat, perlu kamu ketahui bahwa Palestina adalah tanah para nabi
milik umat muslim yang istimewa, tanah yang diberkahi
QS.Al-Israa Rasulullah juga menyebut beberapa keistimewaan lain ia
adalah tempat dibangkitkan dan dikumpulkannya manusia di akhir zaman
(HR Ahmad dlm Musnad), tempat adanya segolongan orang yang sampai akhir
zaman tetap membela kebenaran. (HR Ahmad), juga lokasi dari Masjidil
Aqsha. So, masih nggak peduli sama Palestina?


Apa yang bisa kita lakukan?
Kalo
kita semua masih normal, yang jelas pasti ada rasa sakit yang menyayat
di dada. Sakit karena saudara-saudara kita disakiti, dibantai, dihina,
ditindas, disiksa, de es te oleh zionis Israel. Lantas, apa yang bisa kita lakukan? Just do it! Lakukan yang kita bisa.
Seperti :

1. Kabarin temen-temenmu, kasih informasi misalnya dengan- ehm- misalnya bulletin Kabar Muda ini.

2.Bantu dengan harta…bikin kamu makin kaya. Mulai sekarang alokasikan
jatah uang jajanmu atau uang gajianmu untuk saudara-saudara yang ada di
sekitar kita yang masih menderita juga buat Palestina.

3.Sering ikut diskusi, biar nggak asal emosi or aktif di lembaga
keislaman. Untuk itu kamu bisa gabung dengan berbagai lembaga atau
kelompok-kelompok kajian soal Palestina. Contohnya CPS (Centre for
Palestine Studies) di UI, Kajian Strategis SALAM UI, KAMMI, de es te.
Bisa juga kamu aktif di lembaga keislaman lainnya semisal Remaja
Masjid, Rohis Kampus,Asbumi (kalo di sekolah ku) Organisasi Pemuda, atau Lembaga Dakwah Kampus.
Kamu insyaAllah bisa terus terjaga karena di sekelilingmu adalah
orang-orang baik dan punya kepedulian soal Palestina.

4. Boikot Israel. Beneran sobat, dengan cara ini bisa menjadikan Israel repot bin kalangkabot.





5.Berdoa, jangan lupa. Inilah senjata orang-orang beriman dan tertindas.
Jangan lupa untuk terus menerus memperbaiki diri kita. Tingkatkan amal
ibadah serta pembinaan diri kita. Yakinlah, Allah pasti mengabulkan
do'a kita. Pertanyaannya, apakah kita pantas buat menuntut Allah untuk
mengabulkan doa kita sementara kita di sini bermaksiat ria? Bergerak
dan berubahlah. Bertaubat dan istiqomahlah. Wallahua'lam



Sumber : Palestine, Emang gue pikirin (Sofwan AlBanna)




 
google-site-verification: google02eeea0f16f2fcdc.html